Surat terbuka untuk Ketua Rt Gg. Zaman

Kepada Yth Bpk Ketua Rt,

Perkenalkan nama saya Novi Fitriani, anak perantauan yang kini bekerja sebagai karyawan swasta sekaligus mahasiswa yang tinggal di lingkungan Rt Anda. 
Surat ini hanyalah berisi ungkapan perasaan saya , karena mungkin hanya lewat surat inilah saya dapat menyampaikannya.


Pertama, saya sangat senang berada di lingkungan Anda, selain karna pemilik kost yang sangat baik bagai orang tua sendiri. Setiap hari mereka memberikan kami sarapan dan begitu perhatian dan itu takkan bisa kami jumpai di kost lain. 
Oh ya pak, ini adalah tahun ketiga saya berada di lingkungan bapa. Memang saya jarang bersosialisasi dengan tetangga, hanya tetangga dekat saja yang saya tahu dan mungkin bapak juga tidak tahu saya. FYI saya kost di tempat Ibu Hj. Rohania di kamar No.5 bersama teman saya.
Saya tak pernah menemui masalah disini atau mungkin sebenarnya pernah tapi tak ada yang terus berlarut sampai seperti ini. Apa bapak tahu orang yang pindah ke rumah depan kost saya yang dulunya dipakai untuk berjualan pisang coklat oleh mba-mba jutek itu?(maaf pak, saya tidak tahu namanya yang jelas sekarang dia masih berjualan di Gg. Zaman dan yang orangnya sedikit jutek itu pak ^^v). Rumah itu sekarang dihuni oleh Ibu dan seorang anak yang masih baru gede, entah apa pekerjaan si anak (mungkin pengangguran atau masih sekolah SMA atau memang drop out , saya tak tahu menahu). Yang jelas pak, si anak ini bersama gengnya setiap malam bahkan tidak malam saja setiap harinya berada di depan rumahnya untuk selalu menghibur warga Gg.Zaman (menghibur : menyanyikan lagu dengan gitarnya, kadang disertai dengan tabuhan drum dari alat sekitar yang dia dapat dengan personil kurang lebih 10 orang jika ramai. Ini termasuk dalam kategori boy band yang sedang konser loh pak.hehehe)
I don't have any problem with them because it's their privacy but the problem is Can they do that in the morning or afternoon and not taking a long time? Saya ceritakan disini pak kisahnya. Mereka selalu berkumpul malam sehabis isya dan mulai bernyayi, tahukah jam berapa mereka berhenti? Itu bisa sampai fajar pak. Bukankah bapa tahu jam selepas isya hingga pagi itu adalah jam tidur?
Lalu mengapa mereka tetap seperti itu?Yang saya butuh adalah kerjasama dan pengertian dari mereka, tak ada masalah jika mereka memang senang bernyanyi tapi saya hanya mohon mereka tahu waktu. Pagi hari saya bekerja hingga sore atau seringkali hingga malam sampai jam 9/10 kemudian kadang saya masih ingin membuka laptop untuk mengerjakan tugas kuliah saya dan setelahnya saya ingin tidur karena rasa lelah saya yang sudah memuncak. Mungkin mereka tidak tahu atau menganggap pekerjaan saya adalah pekerjaan yang gampang, tidak menggunakan fisik. But please don't judge it by the cover, every work has their own difficulty and you can not say that it's easy/
Pertama kali masih dimaklumi, namun jika setiap hari begini apa masih bisa terus maklum pak? Saya dan teman saya seringkali tak bisa tidur,jika bapa ingin mencoba silahkan ke kamar kami dan dengarkanlah suaranya. Sangat keras pak, sangat. Bahkan kami sering tak bisa tidur dibuatnya dan apa akibatnya? Besoknya di kantor kami merasakan kantuk dan lelah.

Saya seringkali berpikir kenapa tidak ada orang yang berani menegur mereka, namun pada suatu hari mereka mendapat teguran dari abang warung dan mereka menanggapinya kira-kira begini "Emang lu ga inget waktu itu yang nolongin lu dari kebakaran siapa?" hingga dia pun tak bisa berkata apa-apa lagi. Memang sebelumnya mereka pernah menyelamatkan warung si abang dari kebakaran. Kronologinya begini :

Pada suatu malam, geng itu sedang berkonser dan mengobrol seperti biasanya hingga pukul 2 dini hari kira-kira. Kemudian terdapat api yang membara dari warung si abang yang letaknya tak jauh dari situ. Mereka yang menyadarinya langsung memanggil warga dan kemudian memadamkan api itu, berkat mereka api tidak menjalar dan warung si abangpun selamat. Setelah itu mereka jadi penyelamat untuk si abang. 
Saya juga mungkin berpikir orang-orang tidak ada yang menegur karna mereka bisa dijadikan petugas ronda malam karna dulu pernah berhasil menangkap maling? But overall apapun alasannya saya hanya tak bisa menerima orang -orang yang tidak bisa bekerjasama ini.

Lalu mengapa saya tak menegurnya? Sekarang coba bapa bayangkan ada di posisi saya di perantauan yang jauh dari ayah dan ibu saya. Jika saya tegur mereka, mereka akan menghafalkan siapa saya dan mungkin akan menjahati saya. Saya takut? Iya tentu saja, melihat tampang mereka yang bertato dan merokok saja sudah membuat saya takut. Lalu apa yang bisa saya lakukan? Nothing pak.
Semua hal mungkin sudah ada di pikiran kami seperti : Menyiram dengan air saat berkumpul, mendoakan pindah, memasang headset/kapas/earmuff agar bisa tidur, ga perduli, dan ide-ide jahat bahkan yang mungkin takkan bapa bayangkan :).

Saya mohon dengan sangat kepada bapak, agar bisa menindaklanjuti mereka. Kami hanya anak perantauan yang tak bisa berbuat apa-apa dan tak punya kuasa. Berbeda halnya dengan bapa yang merupakan pemimpin di Rt kami. Dan satu hal pak, sepertinya mereka memang pengangguran.hehehe karena mereka kadang ada seharian disana untuk konser dan mengobrol dan mungkin sebaiknya diberikan pekerjaan saja biar sibuk.

Tertanda,

Anak perantauan di Gg.Zaman

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

--Sakit Panjang--

Hi...We met again...

Habis Skripsi Terbitlah Tesis~