Sadgenic ..

Andai jatuh itu mudah, pasti hatikku tak lebam sendiri seperti ini.
Ini lebam karena tanda tanya.
Iya, aku pasrah ditinju tanda tanya 
Sungguh aku ingin menumbuk tanda tanya lalu diseduh dengan gula dan kopi, terlarut dalam cangkir dan kuisap hingga tetes terakhir.
Jika kau ingin tahu, jumlah tanda tanya di kepalaku ini sebanding dengan jumlah bayangmu di talamus.
Boleh minta tolong untuk terkahir kali?

Beri aku satu pasti dan semua tanya akan mati.


Kadang, tanda seru berbaris dari situ dengan kapital membuat titik dua petik dan buka kurung. Sini terkurung dalam murung.
Kadang, demi membuat titik dua tutup kurung untuk seberang situ, disini menabung ribuan tanda tanya.
Kadang, ketiadaan tanda dari seberang situ, membuat titik-titik di dalam sini, dan lalu turun titik dari mata, memberi tanda ke tanah.

Beri aku tanda, aku perlu tahu kamu ada.


Diam itu memberi kesempatan pada detik dan waktu untuk merekam jelas keberadaanmu. Diam itu ketika aku mengunci lidahku sendiri dan memilih menikmati wujudmu dalam sepi. Diam itu ketika denyut nadi dan detak jantuk kita saja yang menahana. Diam itu memberi waktu pada hati dan pikiranku untuk berbicara. Diam itu, supaya kamu bisa kudengar di antara bingar di kepalaku. Supaya kamu, bisa terlihat jelas tanpa kacamataku.

Di rentang tangan mana lagi bisa kusisipkan cinta yang menggebu?
Di kepala siapa lagi bisa kuselipkan bayangan yang enggan menyirna?
Di paru-paru mana lagi bisa kutitipkan seluruh nafas sepanjang umurku?
Langkah kaki siapa lagi yang bisa kuikuti?
Dimana setiap derap pijakannya kuawasi dengan hati.
Di proyeksi mata siapa lagi bisa kuhamparkan senyumku?
Di telinga siapa lagi bisa kuterbangkan bisik yang mengalir dari suaraku?

Saat semua mewujud kamu. Luruh semua pertanyaanku.

Semoga aku tak tuli, saat kamu mengetuk pintu hatiku. Karena aku takut, membiarkanmu berdiri sendiri di luar, kemudian berlalu. Jika kau berlalu, lagi-lagi aku harus melewati jam - jam panjang sendiri. Dan angin gelisah kembali datang melalui celah jendelaku.


Kalau kamu datang aku berjanji tidak akan bertanya kenapa baru sekarang.
Kalau kamu datang, aku berjanji tidak akan membuatmu berdiri di depan pintu terlalu lama.
Kalau kamu datang, aku berjanji tidak akan bertanya hati mana saja yang sudah kau lewati untuk sampai disini.
Karena dengan langkahmu aku terbangun dari mati suri yang ku nina-bobokan sendiri
Kalau kamu datang, tolong jangan pergi.
Aku lelah menjaga pintu
Kalau kamu datang, aku berani sumpah. 

AKU TENANG

Kamu adalah yang terakhir dengan rasa yang tak akan berakhir. Kamu adalah yang pertama yang membuat senyummu di kepala berlipat-lipat ganda. Kamu adalah yang pertama, yang membuat kedua dan ketiga tidak pernah ada. Kamu adalah masa, dimana kuharap waktu akan terhenti selamanya...

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

--Sakit Panjang--

Hi...We met again...

Habis Skripsi Terbitlah Tesis~