Cinta tak Sesederhana itu..

Malam ini ditemani secangkir air putih dan nyanyian rindu, aku menulis cerita ini :

Chapter pertama tentang cinta yang tak sederhana.
Kata cinta itu memang mudah diucapkan, namun sebenarnya cinta yang hakiki bukanlah sesederhana itu, banyak hal yang harus dilalui dan diperjuangkan.

Kata orang cinta itu buta, cobalah berjalan dengan orang yang parasnya cantik. Semua mata akan menuju padanya, karena dia cantik dan berbeda dengan yang biasa saja. Jadi cinta itu tidak buta dia tahu mana yang cantik dan mana yang tidak.
Banyak laki – laki yang akhirnya mengajak kenalan dan semua bermula karena dia cantik.

Aku kemudian berfikir apakah untuk mendapatkan cinta aku harus cantik dulu? Atau apa aku harus jatuh cinta dulu agar bisa menjadi cantik?Katanya wanita yang sedang jatuh cinta itu terlihat cantik.

Bahkan, aku yang pernah mengenal dan gagal dalam cinta beberapa kali akan mencintai lagi pada waktunya.
Pasti…
Meski pada awalnya aku tidak yakin akan cinta dan tak berharap bisa jatuh cinta lagi, tapi cinta itu datang dan kami bertemu pada waktunya.

Cinta ini tentang tanggung jawab, aku harus bertanggungjawab dengan pilihanku, menjaga pilihan ini sepenuhnya. Aku yang memilih untuk mencintai orang ini dalam diam, tak aku tunjukkan walau aku khawatir atau senang di depan orang lain.

Cinta ini mengubahku secara perlahan, aku belakangan berubah dan aku sadar betul. Kali ini cinta lebih mendekatkanku pada Tuhan, dengan cinta ini aku berusaha berubah menjadi pribadi lebih baik lagi, berusaha menggunakan jilbab yang baik walau terkadang masih suka menggunakan pakaian bermode, semakin dekat dengan Tuhan dengan memperbanyak amalannya.
Jadi selama ini aku berusaha memantaskan diri untuknya, tapi untuk pertama kalinya aku menangis lagi karena cinta. Entah mengapa aku takut, merasa patah hati dan pedih tapi tetap diam. Aku takut jika hanyalah aku yang merasakan getir cinta ini, rasanya aku ingin ungkapkan saja. Tapi akhirnya akupun hanya bisa diam, bermuram durja sendirian selama beberapa hari sampai akhirnya hari kemarin aku bisa pulih J

Aku harusnya mengerti bahwa jodoh itu sudah diatur oleh Allah, dia pasti akan bertamu , siapa orangnya , kapan waktunya. Allah sudah siapkan yang terbaik untukku, walaupun bukan dia orangnya. Harusnya aku fokus memantaskan diri untuk Allah, bukan untuk dia yang namanya sering aku sebut belakangan ini.
Dia itu makhluk Allah , sama seperti aku. Jadi bukankah seharusnya aku dekati pemiliknya dan memintanya dari Allah?

Kisah cinta itu tak seindah film India, yang tetap menari meski sedih, tak seperti drama Korea juga yang Indah, yang tetap menunggu bintang jatuh meski pedih.
Berjuta doa tentangnya kupanjatkan, istikharahpun beberapa kali aku lakukan. Aku masih merasa abu – abu tentang jawaban yang aku dapatkan, katanya jawaban istikharah itu ada dalam mimpi. Tapi, aku bermimpi beberapa kali tentangmu hingga terakhir kali bermimpi kau datang ke rumah dan melamarku tiba – tiba. Namun setelah sadar aku mengerti bahwa mungkin itu adalah mimpi biasa saja, ya bunga tidur toh dalam kenyataannya hubungan kita masih saja tetap sama dan malah seminggu lalu aku mendiamkan bahkan mencoba menjauhimu karena aku tak yakin dengan dirimu.
Sejujurnya minggu lalu aku merasa tidak percaya diri untuk bisa bersanding denganmu, dirimu terlalu baik dan jauh denganku. Aku tahu tak sepatutnya aku berfikiran untuk bisa bersamamu hingga akhirnya aku putuskan untuk menjauh saja daripada aku semakin jatuh cinta denganmu.

Ruang kita itu sempit sekarang, terdapat jarak antara kita. Aku hanya orang yang bekerja di tempatmu, you are the owner and I should have distance between us. But believe me, I hate this condition. Mengapa kita terjebak dalam situasi ini? Rasanya aku tak bisa bergerak, aku takut. Mungkin karena takut akhirnya terjadi apa – apa antara kita.
Aku terus berfikir bagaimana caranya aku keluar dari jarak diantara kita, aku mencoba keluar, tapi Allah mungkin punya jalan lain. Tak kunjung terkabul jua, mungkin Alalh senang mendengar tangisan dan suara doaku. Jalan ini belum dia ridhai, aku masih saja berada disini.

Akhirnya aku putuskan untuk tak khawatir lagi, toh Allah sudah menuliskan segala hal tentang rejeki, jodoh dan maut kita. Pilihan Allah itu selalu baik dan Insya Allah jodohku entah dia atau bukan pasti akan datang.

Jika memang cinta, datanglah bertamu ke rumah. Temuilah Ayahku, jika dia terimakan engkau, insya Allah aku terima juga cintamu.

P.S : Jangan lupa beli martabak coklat keju kesukaan Ayah J

Komentar

Postingan populer dari blog ini

--Sakit Panjang--

Hi...We met again...

Habis Skripsi Terbitlah Tesis~