Penantian yang mulai terjawab

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan atas segala sesuatu yang terjadi belakangan ini.
Masih teringat dan lekat diingatan saat akhir tahun lalu dilanda galau karna S2, cari perguruan tinggi yang oke dan masih pengen kuliah di luar Negeri utamanya Jepang atau saat ngurusin SKRIPSI yang pengen cepet kelar tapi progressnya lambat dikarenakan kesibukan masing-masing hingga hampir terlupakan.


Rasanya tahun lalu saya tak ingin mengganti kalender menuju tahun ini. Tahun ini adalah tahun dimana saya pernah berjanji dahulu bahwa saya akan dapat beasiswa S2 di Luar Negeri dan make my move. Lalu seiring berjalannya waktu dan banyak pertimbangan, tak mungkin rasanya saya mengandalkan beasiswa di luar negeri saya. Bukan karena saya tak mampu mendapatkannya, namun karna di balik kesuksesan saya ada beberapa orang yang ingin saya bawa sukses atau yang selalu mendoakan saya. Papa dan Mama adalah orang yang paling ambil andil dalam hidup saya, yang selalu mendoakan saya siang dan malam untuk kesehatan, kelancaran baik dalam pekerjaan atau kuliah, Adik - adik saya yang masih dalam proses belajar dan masih jauh dalam rencana bekerja yang masih perlu saya bimbing dalam hal materi dan dukungan lainnya. 
Pertama kali saat keinginan ini muncul, orang tua mendukung saya namun merekapun memberi pertimbangan bagaimana jika saya di luar negeri dan hidup hanya dari beasiswa dan kerja part time. Uang itu hanya cukup untuk sendiri, sedangkan adik yang masih butuh dukungan materi tidak bisa saya penuhi lagi. Lantas bagaimana sekolah dan kuliah adik saya?Kuliah zaman sekarang membutuhkan uang yang tidak sedikit, biaya kuliah mungkin tidak terlalu mahal lalu bagaimana dengan hidup dan kebutuhan lainnya?Bukankah kuliah juga perlu untuk membeli buku?belum lagi jika disibukkan dengan kegiatan kampus lain yang mengharuskan dia merogoh koceknya sendiri untuk uang bensin, uang iuran dan lain - lain. Tega kah saya melihat adik saya berhenti kuliah dan bekerja ? Apakah saya masih tetap bisa melanjutkan kuliah saya disana dan fokus? Hey let's be realistic. Saya pasti akan kepikiran dengan keluarga di rumah, sukses saya bukan hanya sukses sendiri, tapi sukses yang dibangun oleh orang tua dan keluarga saya. Maka patutlah saya berterima kasih dan menularkan sukses saya, adik-adik saya juga harus jadi orang sukses, harus bisa mengangkat derajat keluarga, membahagiakan papa dan mama juga keluarga lainnya sampai akhirnya takkan ada orang yang berani melihat rendah atau tak menganggap mama dan papa lagi. 
Hidup saya sudah keras, dari kecil saya memang manja. Tapi semenjak saya kuliah dan bekerja, kedewasaan saya muncul, di bawah bimbingan orang tua mereka selalu memberikan saya nasihat-nasihat penting yang berguna dalam kehidupan saya. Saya belajar mandiri dan benci bergantung dengan orang lain. Mama dan papa menceritakan setelah saya bekerja 2 tahun di Jakarta dan mulai maju dalam karir saya, beberapa mulut-mulut harimau di luar sana mulai sedikit bungkam, kehilangan kata untuk menjelekkan kami lagi. Ular-ular mulai mendekat seperti kami adalah temannya yang dulu hanya cacing kecil. Dan semua itu karna apa?Karna pendidikan, kerja keras dan doa. Maka apalagi yang dibutuhkan kami untuk membungkam mulut semua harimau itu? Buktikan dengan kesuksesan kami ber-4. Tak ingin lagi ada tangisan mama yang tak pernah dianggap atau dilupakan dengan sengaja karna biarlah mereka melupakanmu ma, tak ada untungnya bagi kita, let's life in our way and show them what would your son and daughter be, and remember you're the most amazing woman in our life.

Akhirnya keputusan saya tiba untuk kuliah di dalam negeri saja, awalnya masih memilih kampus yang sama ditambah lumayan dekat dari tempat yang sekarang dan saya sudah tau daerahnya. Setelah dilihat lebih lanjut dan saya pikirkan akreditasi S2 nya kurang bagus. 
Galau lagi yaa?
Iyaa...
Setelah galau mencari dan bertanya pada sekitar, cocoklah saya dengan salah satunya. Pencarian saya berhenti di Universitas Indonesia, tanya sana sini kecocokan saya semakin kuat disana. Saya sudah bahagia dan sesuai planning saya Juni 2015 saya haruslah sudah diterima S2 dan lulus S1. Namun Tuhan berkata lain, saat mendaftarkan judul skripsi, saya diinfokan bahwa saya harus wisuda bulan November dengan perkiraan skripsi selesai bulan Juli. Sudahlah pecah tangisan saya hari itu, menggalau lagi tentunya, dukungan dari orang tua dan teman terus mengalir sampai saya akhirnya bisa mencoba berfikir positif dan saya percaya semua ini adalah yang terbaik dari Tuhan. 
Beberapa bulan kemudian saya memulai skripsi saya pada bulan Februari, penolakan judul saya alami hingga kami mengganti tiga kali judulnya, alhamdulillah sudah diterima dan kami sedang proses untuk daftar sidang minggu depan. Prosesnya saya bilang lambat karena kesibukan kami juga dosen pembimbing kami. Saat itu pula saya berfikir untuk mendatangi UI untuk keperluan informasi saja, setelah itu saya mendapatkan informasi bahwa tidak boleh mendaftar pada bulan Juli (bulan diperkirakan saya sudah sidang) dimana tadinya saya berniat untuk memberikan surat keterangan lulus sementara. Ketika saya tanyakan mereka bilang tidak bisa diproses tanpa ijazah dan sekarang sudah menggunakan sistem online dan harus uplaod ijazahnya, sempat minta excuse dengan bilang dilampirkan surat lulus sementara, dll namun adminnya tak mau menerima. Pulang dari sana dengan berat hati dan perasaan sedih dimana saya harus lanjut tahun 2016 which is MISSION FAILED.

Saya orang yang ambisius dan tidak ingin misi saya gagal. Hari itu saya mencoba menerima lagi dan meyakinkan diri saya, saya tahu ucapan "Semangat", "Sabar aja", "Tenang ya" itu ga bakal efek apa-apa dalam diri saya, tapi satu hal yang pasti "ITU MENGALIRKAN ENERGI POSITIF UNTUK DIRI SAYA". Saya berdoa dan berserah diri pada Allah dan ya saya alihkan perhatian pada hal lain. Saya sibuk dengan pekerjaan saya yang alhamdulillah patut disyukuri tahun ini saya dapat project Indonesia sehingga saya ga perlu bulak - balik ke luar negeri seperti tahun lalu dan jadwal yang lumayan padat. Saya juga disibukkan dengan develop sistem untuk SKRIPSI saya, bimbingan , main dengan teman.

Satu hal yang pasti, saya masih mengingat misi 2015 saya. Disyukuri atau tidak kabar datang di pertengahan april dimana saya yang santai tapi tetap bekerja untuk skripsi dan dosen saya yang sibuk dengan his own life sehingga kami lupa sejenak untuk bimbingan skripsi dan admin binus tiba-tiba memberikan jadwal untuk daftar sidang paling lambat 9 Mei.
Rasanya lemas dan mau pingsan, kami seharusnya tak sesantai ini. Menghubungi dospem dan sibuk sana-sini untuk ketemuan dan melanjutkan skripsi, takut juga karna melihat orang lain ternyata sudah mau kelar sedangkan kita masih saja stuck di bab 2 revisian. Do you know how it feel? I feel like dying then i reborn. Membentuk semangat baru sampai mungkin saking semangatnya bapaknya sempat kesal karna di terror wasap dan telpon dari saya. I am trully sorry for that.

Alhamdulillah sekarang sudah one step closer menuju sidang skripsi, karna ada revisi lagi dan diagram kami belum sesuai maka demo program ditunda hingga minggu depan. Namun approval untuk submit sudah ada setelah kami demo senin depan. Saya juga sangat berterima kasih untuk supervisor, manager yang mendukung saya, untuk pimpro , assistant pinpro current project saya , my partner yang sudah mengizinkan saya cuti berhari-hari untuk keperluan ini dan memberikan kelonggaran juga dukungan. It really means a lot to me and i am thankful to be around you guys.

Hari ini pula saya iseng membuka tentang pendaftaran S2 UI dan saya lihat pendaftarannya dibuka hingga akhir Mei. Saya beranikan diri bertanya pada admin di website tersebut tentang pendaftaran menggunakan SKL.
Sekali lagi penantian saya mulai terjawab, email saya dibalas dengan persetujuan menggunakan SKL. 

Jadi Tuhan memperlihatkan semua ini dan mulai menjawab semua di waktu yang tepat. Semoga doa-doa yang tulus ditujukkan untukku dibalas oleh Tuhan dengan hal baik untuk semua. 
Semoga Tuhan melancarkan perjuangan akhirku di tingkat Sarjana dan menuntunku untuk mencapai Gelar Magister dan jika tuhan meridhai satu cita-citaku. Menjadi dosen yang dapat memberikan ilmuku pada yang lain, memberikan pendidikan yang lebih layak bagi orang lain di luar sana. Saya tak pernah bosan belajar karna saya tahu ilmu saya masih sedikit dan sesuai dengan firman Allah dalam surat Al Mujaadilah ayat 11 "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”


Inilah cerita saya untuk mengungkapkan rasa bahagia saya dan untuk memberikan sedikit dukungan bagi orang di luar sana yang seperti saya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

--Sakit Panjang--

Hi...We met again...

Habis Skripsi Terbitlah Tesis~